Gambar
belakang seorang wanita cantik berambut panjang dengan topi indah berpita yang
menghiasi kepalanya. Mungkin itulah yang pertama kali terlintas ketika kita
melihatnya, tapi jika dilihat lebih seksama lagi, tampak wajah seorang nenek
dengan hidung besar panjang dan runcing, muka tirus, sorot mata tajam agak
muram, dagu yang panjang dan tidak kalah runcing dengan hidungnya, dan senyum
“setengah liciknya”. Semuanya terlihat sama sekali berbeda.
Seringkali
kita tidak menyadari orang macam apa yang ada disekeliling kita, sampai
akhirnya mulut kita ternganga sambil berkata “seperti itukah?” ketika menyaksikan
ternyata orang tersebut berubah 180 derajat dalam keadaan-keadaan tertentu. Orang-orang
seperti ini seringkali kita temukan di sekeliling kita, tapi kebanyakan kita
baru menyadari setelah banyak korban berjatuhan atau kita sendiri yang menjadi
korban “kejahatannya”. Dan jika semua itu sudah terjadi, hanya ada 2 pilihan
untuk menghadapinya.
Yang
pertama adalah diam, diam bukan berarti kalah ataupun mengalah, tapi diam untuk
menyiapkan senjata yang lebih dahsyat untuk memusnahkan orang tersebut.
Yang
kedua adalah kita ikut bermuka dua, untuk menyelamatkan diri sendiri sekaligus
mencari kelemahan orang tersebut.
Kadang bermuka dua itu dibutuhkan
Tapi hanya pada saat-saat tertentu
Saat mengimbangi orang yang bermuka dua juga
Atau saat kita terpojok karena ulah seseorang yang “bermuka dua”
Jika kita ingin menghancurkan lawan
Jangan pernah kita menghancurkanya dengan tangan kita sendiri
Tapi usahakanlah
Agar dia menghancurkan dirinya dengan tangannya sendiri
aku kok ga bisa lihat gambar neneknya ya? atau cuma penglihatanku.
BalasHapuscoba liat lebih teliti lagi, dagu si cewek cantik jadiin idung, kupingnya di jadiin mata,dan goresan di lehernya di jadiin mulut... :D
Hapus